Rahasia Ketajaman Mata Hati part Antara Sabar dan Sakit

 Barangsiapa yang menghendaki selamat dari siksa Allah ingin memperoleh pahala dan rahmat serta ingin dimasukkan dalam surganya maka seharusnya ia mencegah keinginan nafsu dari kesenangan duniawi selalu sabar dalam penderitaan dan bencana. Allah ta'ala berfirman:

"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar". (QS 3 Al Imran :146)

Sabar ditinjau dari berbagai segi ;

1. Sabar selalu taat kepada Allah

2. Sabar mencegah larangan Allah

3. Sabar pada pukulan pertama ketika ada bencana

Barangsiapa yang sabar melakukan ketaatan kepada Allah artinya Allah memberikan 300 tingkat surga kelak pada hari kiamat akhirat. Dan setiap tingkatnya seluas antara bumi dan langit.

Barangsiapa yang sabar mencegah tidak melakukan larangan Allah artinya Allah memberikan 600 tingkat surga kelak di akhirat, di mana setiap tingkatnya seluas antara langit ke-7 dan bumi ke-7 pula.

Barangsiapa yang sabar menghadapi musibah, artinya Allah memberikan 700 tingkat di surga, di mana setiap tingkatnya seluas antara Arsy dan bumi.

diriwayatkan Nabi SAW bersabda dengan membawa firman Allah ta'ala :

"Tidak ada seorang hamba yang terkena musibah dan masih berpegang teguh kepada-Ku, kecuali Aku akan memberikannya sebelum ia meminta. Dan tidak ada seorang hamba yang kena musibah, lalu ia bergantung selain dari-Ku, kecuali Aku selalu menutup pintu-pintu langit"

Maka jelas wajib bagi yang berakal senantiasa bersabar menghadapi bencana. Seharusnya tidak mengadukan bencana dan pada sesama manusia, agar ia selamat dari siksa dunia dan akhirat. dan bencana yang paling berat ialah bencana ditimpakan kepada nabi dan Wali.

Kata Imam Junaid Al Baghdadi : "Bencana merupakan penerang bagi orang-orang yang bijak gerakan kebangkitan bagi orang-orang yang mencari ridho Allah, kebajikan buat orang mukmin, dan kebinasaan buat orang-orang lupa (akan Dzat-Nya). bukankah tak ada seorang mukmin pun yang mampu merasakan manisnya iman kecuali dia memperoleh limpahan bencana kemudian ia ridho dan bersabar".

Sabda Nabi SAW :

"Barang siapa yang sakit semalam serta Ridho kepada Allah ta'ala maka dosa-dosanya bersih laksana baru dilahirkan oleh ibunya".

Ketika kalian sakit, janganlah mengharap sembuh. Kata Dhuhak : "Barangsiapa yang tidak kena musibah atau kesusahan selama 40 hari maka ia menurut Allah tidak memperoleh kebajikan".

Melalui Mu'adz Jabal RA Rasulullah SAW bersabda : "Ketika seorang hamba mukmin memperoleh bencana, maka Dia berfirman kepada malaikat sebelah kiri-Nya ; 'ambilkan alat tulis untuknya'. Kemudian Dia berfirman kepada malaikat sebelah kanan-Nya ; tuliskan untuk hambaku jenis suatu kebajikan yang ia lakukan".

Ada hadits Nabi SAW ; " Bilamana hamba Allah sakit, Dia mengutus dua malaikat dan berfirman : 'lihatlah apa yang diucapkan oleh hamba-Ku'. Malaikat berkata : 'dia mengucapkan Alhamdulillah,,,,, dan ucapan itu dilaporkan kepada Allah'.

Dia adalah Dzat yang lebih Mengetahui. Dia berfirman : "seandainya Aku mematikan hamba-Ku ini, niscaya Aku masukkan ke surga. Dan andai Aku menyembuhkan, maka Aku wajib mengganti daging yang lebih baik melalui darah yang lebih baik daripada darah yang dahulu, serta Aku melebur semua kejahatannya".



ORANG FASIK MENJADI KEKASIH ALLAH

Di kalangan Bani Israil ada lelaki fasik (gemar melakukan dosa) yang tidak pernah berhenti dari kejahatannya, sampai-sampai penduduk sekitar menjadi resah, dan satu pun tidak ada yang berani melerai. semua penduduk hanya bisa berdoa kepada Allah agar ia disadarkan. sehingga akhirnya Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS, yang memberitakan bahwa di kalangan Bani Israil ada lelaki fasik. engkau harus mengusir pemuda itu agar kejahatannya tidak menimpa ke penduduk sekitar.

Nabi Musa AS pun mengusir pemuda itu. Pemuda tetap berpindah-pindah desa dengan menyebarkan kemungkaran. Dan sekali lagi Allah mengeluarkan perintah untuk mengusir pemuda itu. Nabi Musa AS pun mengusir pemuda itu ke arah padang pasir.


Di sana tidak dijumpai satupun makhluk, tumbuh-tumbuhan atau hewan. Bahkan keluarganya pun jauh dari sisinya. Sampai akhirnya ia jatuh sakit keras. Dia terjatuh dan kepalanya tersungkur di pasir. Dia merintih: "Andai ibuku ada di sisi kepalaku, ia pasti merasa kasihan dan menangisi aku. Andai ayahku ada di sini, ia pasti membantu menguruskan masalahku. Andai istriku disini, ia pasti menangisi kepergianku. Dan andai anak-anakku ada di sini juga, ia pasti menangis di belakang jenazahku sambil berdoa ; "Ya Allah, ampunilah ayahku si pengembara yang tak berdaya, yang durhaka, yang fasik dan yang terbuang dari negaranya, dari desa ke desa, dan sampai terasingkan di padang yang luas. Dari sini ia keluar dari dunia menuju akhirat dengan memutuskan segalanya'.

Ya Allah, Engkau telah memisahkan aku dari kedua orang tuaku, anak-anakku dan istriku. Namun janganlah Engkau putuskan Rahmat-Mu dariku. Engkau sudah membakar hatiku lantaran berpisah dengan mereka, namun janganlah Engkau bakar aku dengan api neraka-Mu karena kedurhakaanku. *

Maka saat itupun Allah mengutus para bidadari yang bisa menyerupai ibunya, istrinya, anak-anaknya, dan menyerupai ayahnya. Mereka semua duduk di samping pemuda sambil menangis.

Pemuda itu merintih: "Inikah ayahku, ibuku, istriku dan anak-anakku sudah datang!"

Hatinya langsung gembira. la bisa mati ke Rahmatullah dalam keadaan suci dan terampuni.

Kemudian Allah Ta'ala menurunkan wahyu ke Nabi Musa as. "Pergilah ke padang pasir ini dan di tempat ini, sebab disana telah wafat seorang wali (kekasih Allah) dari sekian waliyullah. Hadirlah ke sana, dan urus segala keperluannya

Ketika Nabi Musa as. sampai disana, ia terhenyak dan melihat seorang pemuda yang dimaksud wali adalah pemuda yang dulu pernah terusir dari negaranya dengan perintah Allah jua. Nabi Musa as melihat sekitar jenazah pemuda ada beberapa bidadari.

Nabi Musa as. berkata : "Wahai Allah, bukankah pemuda ini yang pernah terusir dari negrinya atas perintah-Mu!"

Allah berfirman: "Ini adalah Rahmat-Ku, dan Pengampunan dari-Ku lantaran rintihannya di padang luas, juga lantaran berpisahnya dengan tanah negrinya, berpisah dengan orang tuanya, anak-anaknya, dan istrinya. Lalu Aku mengutus beberapa bidadari untuk menyerupai semua keluarganya. Dan mereka semua ternyata iba melihat dia ditempat yang terpencil ini. Sebab ketahuilah, bila seseorang mati di tempat yang terpencil, maka semua penghuni langit dan bumi menangis merasa kasihan pada dia ; lantas AKU, AKU adalah Dzat yang selalu menyayangi melebihi sayangnya mereka, apakah tidak seharusnya mengkasihani dia!"

-----------

Ketika semua orang terpencil dan jauh dari keluarganya mengalami nazak (proses tercabutnya nyawa), maka Allah Ta'ala mengeluarkan firman; "Wahai para malaikat-Ku, orang ini seorang musafir yang terpencil, yang meninggalkan anak-anaknya, keluarganya, kedua orang tuanya. Bilamana ia mati atau kesusahan, maka satupun tak ada yang menangisi atau mengkasihani."

Lalu Allah menjadikan dari para malaikat ada yang menyerupai bentuk ayahnya, ibunya, anaknya, atau menyerupai dari salah satu keluarganya. Mereka memasuki orang tersebut lantas membuka matanya, sehingga dia (seolah-olah) melihat kedua orang tuanya, keluarganya, sehingga hatinya merasa riang, dan nyawa itupun bisa keluar dalam keadaan bahagia dan gembira.

Bila jenazah mulai diantar ke kuburan, para malaikat itu mengiringi dan mendoakan sampai kelak datang hari kiamat. Yang demikian ini sesuai firman Allah Ta'ala :

"Allah adalah Dzat Yang Maha Santun terhadap hamba-hamba Nya." ( QS. 42 Asy Syuura ; 19)

Kata Ibnu Atho; "Sangat jelas nampak kepura-puraan seorang hamba ketika ia memperoleh bencana atau memperoleh kesenangan. Barangsiapa yang bersyukur pada saat ada kemenangan, atau susah ketika ada bencana, maka sesungguhnya mereka bohong". Andaikan ilmu pengetahuan dimiliki oleh seseorang (orang pandai), kemudian ada orang lain butuh dan mendatangi dia dengan menyampaikan semua kesedihannya, maka ilmu dan perbuatan yang dimiliki tidak akan bermanfaat untuk melebur kesediah itu. Hal ini sesuai dengan hadits qudsi: Allah Ta'ala berfirman :

"Barangsiapa yang tidak Ridlo dengan Keputusan-Ku (qodlo) atau tidak bersyukur atas Pemberian-Ku, maka cari saja tuhan selain AKU"

Wahib bin Munabi ra, bercerita, katanya ada seorang Nabi yang mengabdi kepada Allah selama 50 tahun. Kemudian Allah memberi wahyu padanya ; Aku sudah mengampunimu. Nabi itu berkata, "Wahai Tuhan, kenapa Engkau mengam-puniku, padahal aku tidak pernah berbuat dosa" Allah langsung memerintah urat nadinya untuk meninggikan frekuensi denyutan, sehingga Nabi tersebut sulit tidur. Sampai akhirnya datang malaikat pagi, dan si Nabi pun mengadukan hal ini padanya. Dan malaikat langsung menjawab, "Tuhanmu berfirman kepadamu, bahwa ibadahmu 50 tahun belum bisa menyetarakan (adil) dengan sakit di lehermu".


Comments

PERHATIAN

Terima Jasa Pembuatan Peta SHP untuk Perizinan Berusaha OSS | MOHON DUKUNG KAMI DENGAN KLIK IKLAN