Definisi Korupsi menurut Perspektif Budaya

 Secara umum perilaku seseorang yang melakukan praktk korups didorong oleh beberapa hal, antara lain perilaku serakah sebagai potensi yang ada dalam diri setiap orang, kesempatan untuk melakukan kecurangan, dan kebutuhan untuk memenuhi tingkat kehidupann yang menurutnya mapan. Dalam hal ini pelaku sadar bahwa tindakannya akan merugikan suatu pihak dan akan ada konsekuensi yang dihadapinya apabila kecurangan itu diketahui.

Dalam perspektif budaya, korupsi menjadi sesuatu yang dianggap biasa karena telah dilakukan, baik secara sadar mauoun tidak sadar dalam sikap hidup sehati-hari. Jka dikategorikan secara berjanjang perilaku seseorang terhadap praktik korupsi dimulai dari sangat permisif, permisif, antikorupsi, dan sangat antikorupsi.

"Budaya korupsi" sudah sejak zaman dahu dilakukan, contohnya terjadi apda zaman kerajaan bagaimana seorang penguasa menerima upeti dan hadiah dari rakyatnya agar mendapatkan perlindungan Hal ini masih kerap dilakukan oleh masyarakat terhadap pemimpinnya. Karena itu, korupsi dianggap suah menyebar secara vertikal dan horizontal.

Berikut ini adalah beberapa fenomena kasus koruptif yang sering terjadi dalam dunia kesehatan dan dianggap sebagai suatu kebiasaan yang berujung pada korupsi.
1) ada kebiasaan masyarakat memberikan uang pelicin atau tis kepada petugas ksehatan untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Kebiasaan masyarakat ini dimulai dari nilai-nilai individu yang memandang bahwa hal tersebut merupakan unsur budaya atau kebiasaan, tetapi tanpa disadari berpotensi menyuburkan tindakan korupsi.
2) Seorang petugas kesehatan merekomendasikan obat pesanan sponsor karena ia telah menerima gratifikasi dari produsen obat tersebut.
3) Penyalahgunaan kanrti miskin/Jamkesmas/Jamkesda untuk mendapatkan fasilitas kesehatan gratis yang dilakukan masyarakat dalam golongan mampu.
4) Manipulasi data pelaporan tindakan medis yang berdampak pada besarnya klaim asuransi kesehatan atau sejenisnya.

Damikian pula pada dunia pendidikan. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang bersifat permisif (menganggap sebagai hal biasa), tetapi sebenarnya merupakan praktik korupsi.
1) Orangtua siswa memberikan uang atau hadiah kepada guu sebagai ucapan terimakasih saat menerima rapor kenaikan kelas anaknya.
2) Mahasiswa memberikan parsel atau uang kepada dosen pembimbing atau dosen penguji sebagai ucapan terimaksih menjelang dilaksanakannya seminar proposal atau ujian karya tulis ilmiah.
3) Orangtua calon mahasiswa memberikan sejumlah uang kepada panitia penrima mahasiswa baru agar anaknya dapat diterima di perguruan tinggi online.

Comments

Post a Comment

PERHATIAN

Terima Jasa Pembuatan Peta SHP untuk Perizinan Berusaha OSS | MOHON DUKUNG KAMI DENGAN KLIK IKLAN